Lets our Reading Be An Ibadah

Reading is not for pleasure
But for knowledge
Knowledge is not for decoration
But for Practice
Practice is not for people
But for ALLAH
So lets our Reading Be An Ibadah

Thursday, January 29, 2009

Didiklah Hati

Alangkah susahnya mendidik hati, sedangkan ia adalah pandangan Tuhan, menjadi wadah rebutan malaikat & syaitan...Alangkah susahnya mendidik hati, bila dipuji sombong menghiasi diri, bila diuji pencaci dibenci sehingga berdendam sampai mati...Bila nafsu melingkari rasa seperti perbuatan diredhai..Didiklah hati menuju kebenaran demi mencari redha Ilahi...

//zurinzurina.blogspot.com/

Mencari bahagia

Semasa kita di alam Roh, kita telah membuat pengakuan bahawa Tuhan/Ilahkita hanyalah Allah. Jadi secara fitrahnya semua manusia mahukan/sukakan kebaikan. Tapi bila dilahirkan di dunia, Allah jadikan dunia ini medan ujian, maka dibentangkanNya kebaikan dan kejahatan. Maha AdilNya Allah, Dia tidak membiarkan manusia begitu sahaja tanpa sebarang pedoman & pimpinan maka Allah mengutuskan Rasul2 bagi menggilap titik fitrah/hidayah dalam
diri insan. Namun Allah telah beritahu para Rasul dan kita hanya mampu menyeru tetapi tidak mampu memberi Hidayah kepada mana-mana insan.

Kebahagiaan itu dirasai bila apa2 yang kita buat berpaksikan/bermatlamatkan
mendapatkan keredhaanNya. Bila kita inginkan keredhaanNya maka kita akan lebih berhati-hati agar apa2 tindakan adalah mematuhi syara'/ . Kebahagiaan itu dirasai oleh hati yang tenang/'sakinah'. Maka kebahagiaan itu lebih dirasai oleh hati-hati yang suka berbuat kebajikan.Insan yang memilih jalan kemungkaran akan bertambah gelisah kerana mereka memilih untuk tidak menggilap titik fitrah/hidayah yang dikurniakan.


Sedutan Penulisanku di Forum 3E (drtuah.com)

Kadang2 isteri memandang suami dari kacamata yg terlalu sempurna.
Jadi bila berlaku kecurangan atau penipuan maka isteri rasa kecewa.
Terus2an melayani rasa kepedihan dan kelukaan dari kekecewaan
tadi menyebabkan isteri sukar melupakan sesuatu peristiwa.

Sebaik mana pun insan dalam berbuat ketaatan pasti dia ada
melakukan kemaksiatan. Seburuk mana pun insan dalam berbuat
kemaksiatan pasti dia ada berbuat ketaatan.

Jadi janganlah kerana suami telah terbuat sesuatu kesalahan
sehingga kita terlupakan sedikit sebanyak kebaikan yang dia
telah dan masih lakukan.

Pilihlah sama ada ingin terus hidup melayani kelukaan silam
sehingga menebalnya kebencian atau mentuluskan sebuah
kemaafan agar temui kembali sebuah kejernihan dalam
mengharungi kehidupan rumahtangga yang ibarat lautan
yang tak sunyi dari badai ujian.

Sedutan Penulisanku di Forum 3E (drtuah.com)

Sesuatu itu nampak begitu indah selagi belum berada di telapak tangan.
Indahnya pelangi kerana tak mampu dicapai oleh tangan.
Selalunya yang dapat dilihat oleh mata tanpa dapat dicapai oleh tangan,
maka kita terpukau bahawa ia sesungguhnya indah.

Lakarkan yang terindah - (sedutan penulisanku di 3E)

Kesucian sejati adalah pada nilai keperibadian anda pada hari ini.

Memang kita hidup bermula semalam, tetapi semalam telah berlalu
dan hanya tinggal kenangan. Yang pahit2 itu biarlah dalam lipatan
sejarah. Semanisnya mana pun sejarah, sepahit mana pun sejarah,
hari ini & esok perlu dilakarkan sebaik mungkin agar ia bakal menjadi
kenangan terindah dalam hidup kita.

18/07/08

Maaf, Kami Beda

Maaf, kami bukan partai murahan seperti itu. Sebelum jadi partai pun kami sudah aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, apalagi untuk Palestina. Jauh sebelum itu, para qiyadah kami sudah menggadai nyawa demi Palestina. Bagikami, Al-Quds bukan di seberang lautan, melainkan sejarak uluran tangan.Memang hanya sedikit yang bisa kami lakukan, namun Allah Maha Teliti perhitungan- Nya.

Maaf, seandainya yang kami lakukan tempo hari itu dianggap kampanye. Jika kampanye adalah berkumpul, hura-hura, bersorak-sorai, sambil mengenakan atribut partai, maka kami bukanlah partai yang menggantungkan diri pada hal tersebut. Kami hanyalah sekelompok hamba Allah yang sederhana dan mudah dikenali. Jangankan dengan atribut partai, tanpa atribut pun biasanya orang mudah mengenali kami.Kata Al-Qur'an, tidak ada shibghah yang lebih kental daripada shibghah Allah. Sudah pernahkah Anda mendengar kata ini? Jika kaus putih Anda berwarna merah setelah dicelup dalam cairan pewarna merah, itulah shibghah. Iman memang letaknya di dalam hati, namun tak mungkin sepenuhnya disembunyikan. Adakalanya hati ini bangkit 'izzah-nya dan meluap-luap sampai orang-orang bisa melihatnya dari sorot mata, gurat senyum, dan tangan yang terkepal.

Maaf, kami memang tak pernah mementingkan atribut. Atribut apa pun yangdipakai, orang bilang kami ini begitu mudah dikenali. Kami hanya berdoa,itulah shibghah Allah; yang lebih kentara warnanya daripada warna-warni lainnya. Kami sadar bahwa kami hidup di tengah-tengah peradaban yang begitu mementingkan atribut. Dengan atribut pun media massa masih tidak adil terhadap umat Islam; seolah-olah umat ini tak pernah memeras keringat demi negara. Masih ada saja yang bilang, "Buat apa mengurusi Palestina,sementara negeri sendiri ditelantarkan? " Sebagian diantara kami berkesimpulan bahwa inilah yang terjadi jika atribut ditanggalkan. Orang tidak tahu (atau pura-pura tidak tahu) bahwa kami pun ikut menyumbang negeri ini dengan darah, keringat, dan air mata. Oleh karena itu, kami pun tak berani meremehkan atribut.

Maaf, pikiran kami tak pernah sampai ke tempat yang Anda-Anda bicarakan. Beberapa hari sebelum aksi itu, SMS bertebaran. Salah satu SMS yang kami terima berbunyi : "Kerahkan semua tenaga demi Palestina! Sumbangkan waktu,tenaga, suara dan hartamu untuk jihad! Ikutilah aksi demonstrasi mendukung Palestina, dari Bundaran HI sampai Kedubes Amerika pada 02/01/09! Kenakan atribut partai, tunjukkan bahwa kader PKS bulat suaranya mendukung saudara-saudara kita di Palestina!" Sebagian SMS yang lain nadanya lebih formil, namun kurang lebih seperti itu. Tak sekalipun terdengar seruan untuk mendulang suara dari melayangnya nyawa para syuhada di Palestina. Takada secuil pun usaha untuk menarik simpati masyarakat kepada PKS. Semua orang tahu siapa kami, dan semua orang tahu bagaimana sikap kami terhadap Palestina. Kami tidak pernah merasa perlu melakukan kampanye dengan cara begini.

Maaf, jika definisi "partai politik" dalam benak Anda berbeda dengan kami. Hemat kami, parpol hanyalah satu dari sekian banyak sarana yang dapat digunakan, mulai dari memberantas korupsi, menyusun regulasi, mendukung agenda pengentasan kemiskinan, sampai advokasi terhadap perjuangan rakyat Palestina. Partai kami tidak banyak duit, sehingga kami tidak bisa mendulang suara dengan cepat lewat jalur money politic. Kami tidak menjanjikan uang atau nasi bungkus kepada kader-kader kami untuk berkumpul di sekitar Bundaran HI. Mereka datang jauh-jauh dari Depok, Bogor, bahkan Cimahi dan Majalengka, murni dengan biaya sendiri. Mereka rogoh kantung sendiri untuk datang dan menunjukkan pada saudara-saudaranya di Palestina bahwa di negeri ini masih banyak yang peduli dengan nasib mereka. Mereka bahkan diinstruksikan untuk membawa bekal sendiri, meskipun alhamdulillah sebagian besar berhasil mengkoordinir konsumsi bersama. Inilah ikatan yang lebih kuat daripada kewarganegaraan, ikatan perjanjian, ataupun pertalian darah. Aqidah-lah yang membuat mereka mengesampingkan semua agenda pada hari itu demi membela saudara-saudaranya yang mati dibunuh dan hidup ditindas. Aqidah-lah yang membuat jarak sebentang samudera bagaikan hanya sejarak uluran tangan saja. Mereka adalah saudara-saudara kami. Orang tua mereka adalah orang tua kami, dan anak-anak mereka adalah anak-anak kami. Betapa pedih hati ini memikirkan penderitaan mereka, dan betapa menderita hati kami karena begitu sedikitnya bantuan yang bisa kami berikan.

Maaf, barangkali pikiran kami memang demikian terlena dengan korban yangterus berjatuhan di Palestina. Ketika diminta berkumpul, kami pun menjawabpanggilan itu. Menggunakan atribut partai adalah refleks, karena memangkami adalah kader partai. Banyak juga kader yang tidak punya atribut partaidan datang seadanya. Tapi tak mengapa, karena memang kami tidak mementingkan atribut. Itu hanya refleks semata, sekedar untuk menunjukkan identitas. Memang pikiran kami terfokus penuh kepada Palestina, sehinggalupa pada aturan Pemilu. Pasalnya, partai kami ini memang tidak hanya sibuk menjelang Pemilu. Bagi kami, Pemilu hanyalah satu dari sekian banyak agenda partai. Kampanye kami tidak mesti dengan bendera dan pengerahan massa, melainkan yang utama adalah dengan pemikiran dan prestasi.Semua orang tahu siapa kami.

Maaf, saat itu kami memang tak pernah kepikiran tentang Pemilu. Bukansekali ini saja kami mengerahkan sekian ribu kader untuk mendukung Palestina. Jika 7% pemilih pada tahun 2004 yang lalu memilih PKS, maka kami ingin semua orang tahu bahwa yang 7% itu semuanya mendukung Palestina.Itulah manfaat atribut bagi kami, lainnya tidak. Palestina menyita banyak sekali ruang pikiran kami, sehingga perebutan suara di Pemilu esok hari terlupakan begitu saja. Maaf jika hal ini barangkali sulit dipercaya, namun demikianlah adanya. Anda tahu siapa kami.

Maaf, kebanyakan diantara kami memang tak bisa memberikan rumah bertingkat,mobil mewah, atau sekolah keluar negeri bagi anak-anak dan istri kami.Namun kami berusaha sebisanya untuk menjaga kehangatan keluarga. Kami ikat keluarga kami, bukan hanya dengan ikatan keluarga, melainkan juga dengan aqidah. Ayah, istri, dan anak-anak, semuanya turut mendukung dakwah.Karena mendukung Palestina adalah tuntutan aqidah, maka kami tak sempat lagimemikirkan Pemilu dan segenap aturannya. Mungkin jika Anda melepaskan sejenak kacamata politik konvensional yang selalu Anda kenakan itu, Anda akan paham apa yang kami jelaskan ini.

Maafkan pula jika reaksi kami berbeda dengan persangkaan orang banyak. Anda punya kekuatan hukum dan politik untuk menjebloskan para qiyadah kami kepenjara, tapi Anda takkan punya kuasa untuk memadamkan api dakwah. Andasemestinya belajar dari Mesir, Turki, atau Palestina; negeri-negeri di manadakwah tidak pernah (dan takkan) punah. Kami bukan partai picisan yanghilang akal jika qiyadah kami dipenjara atau dibunuh sekalipun, dan qiyadah kami bukanlah aktifis kemarin sore yang terkencing-kencing ketakutan diancam dengan terali besi. Buya Hamka, Sayyid Quthb, Ahmad Yassin dan lain telah mengikuti jejak Nabi Yusuf as. yang tak berhentiberkembang dari balik jeruji. Jika Allah menghendaki para ulama untuk masukpenjara, itu artinya mereka dipanggil untuk menyendiri bersama-Nya.

InsyaAllah ketika sudah lulus dari 'madrasah penjara', mereka telah berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih perkasa dan jauh lebih menyeramkan di mata musuh-musuh Allah.Maaf, kami memang beda. Tapi kami meminta maaf bukan karena berbeda,melainkan karena belum berhasil membuat Anda mengerti. Semua orang tahusiapa kami. Anda pun pasti tahu. Adakalanya kami berbuat kesalahan, lupadan lalai, namun hal itu tentunya tak sampai membuat orang lupa siapa kami ini sebenarnya. Kami takkan berhenti memperjuangkan apa yang selama ini kami perjuangkan, dan melawan apa yang selama ini kami lawan. Namun kami janji, lain kali akan lebih waspada terhadap tipu daya.

Akmal E-mail : http://us.mc454.mail.yahoo.com/mc/compose?to=akmal.rekons%40gmail.com

Nikmatnya Memperbanyak Sujud

“Saat dimana seorang hamba paling dekat kepada Tuhannya, Allah Azza Wajalla, adalah ketika dia bersujud....”

(HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)



Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu memperbanyak sujud. Sesungguhnya jika kamu sujud satu kali saja karena Allah, maka Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu kesalahanmu.’”

HR. Muslim dari Tsauban Abu Abdullah)

Apa pilihanmu

Allah Maha Adil. Lantaran Maha AdilNya Dia, Dia beri kita pilihan dalam memilih apa jua, mahu pilih hidayah atau kesatan, mahu pilih cahaya atau kegelapan, mahu pilih ikut naluri hati atau ikut pedoman addeen.

Dalam diri setiap insan ada satu titik fitrah/hidayah yang mampu dirangsang mengikut tarbiyah/didikan dan suasana sekeliling/'biah'. Maka sebab itu jika kita pilih bergaul dengan kutu2 rayau, maka kita terdorong untuk beraktiviti yang maksiat, bila kita pilih bergaul dengan orang yang beragama kita terdorong menghindari apa2 yang mungkar.

Anda berada di tempat yang salah bila titik hidayah itu kelabu diselaputi debu.

Anda mungkin berada bersama orang yang salah bila anda mula rasa selesa berada dalam suasana begitu akibat titik fitrah yang berdebu.

Anda mungkin tersalah waktu & ketika bila anda mula rasa seronok membiarkan titik fitrah/hidayah terus berdebu, tidak berusaha membersihkannya semula.

Maha AdilNya Allah, Dia memberikan masa dan peluang bertaubat selagi nyawa belum sampai di halkum; Dia membuka pintu beramal seluas-luasnya semasa kehidupan dunia tetapi bila di sana (Darul Akhirah) Dia hanya memberikan penghakiman & pembalasan tanpa sebarang pilihan kerana pintu pilihan telah pun tertutup sebaik nyawa kita berpisah dari jasad.

Tuesday, January 27, 2009

Ukhti Faridah Dalam Kenangan - Usah Bertangguh Jika Terdetik Hati Nak Ziarah

Ukhti Faridah adalah classmateku semasa di ITM Segamat pada tahun 1984 & 1985.

Hanya sekali aku berbicara dengannya ketika itu bila Ustaz Lah (almarhum), suruh sampaikan satu pesanan. Aku dapat sampaikan pesanan itu ketika dia berada di perpustakaan ITM.

Selepas 'grad', aku dapat tahu dia telah 'walimah' dengan seorang Sahabatku, yang junior aku semasa di ITM Segamat, melalui Kak Siti Hajar yang kebetulan aku berkenalan semasa aku on-line dalam satu room MIRC.

Pada Hari Raya Idul Fitri 2004, aku & zaujah bersama anak2 tergerak hati untuk singgah di Simpang Renggam untuk menziarahi mereka. Alhamdulillah, Ukhti Faridah memberi sambutan yang hangat dan mesra meski tidak pernah mengenali zaujahku sebelum ini.

Semasa mahu pulang Ukhti Faridah sempat mengucapkan Selamat Hari Raya & Maaf Zahir Batin kepadaku.

Pada Hari Raya Idul Fitri 2008, aku tergerak hati nak ziarah mereka lagi tetapi memandangkan
baru Hari Raya ke dua, aku berfikir mereka masih sibuk beraya di rumah mak mereka, maka
aku tak jadi nak singgah.

Pada 01/01/09 aku dikejutkan dengan satu SMS dari zaujah yang sampaikan berita Ukhti Faridah ICU di HSI akibat pendarahan yang tak berhenti selepas pembedahan kanser rahimnya. Kebetulan masa itu aku berada di Madina al-Munawarah (alhamdulillah, Allah kabulkan hajat aku tunaikan Haji pada usia 44), sempat mendokan agar beliau sembuh sepenuhnya atau beroleh husnul-khatimah dalam solat-solat hajatku dan semasa berdoa di Raudhah.

Sekembali ke tanahair pada 10/01/09, aku mendapat berita bahawa Ukhti Faridah telah kembali ke pangkuanNya pada 04/01/09 jam 9.45 pagi. Memang sebak rasa hati, sesebak aku menerima khabar Ustaz Abdullah pulang ke rahmatullah beberapa tahun lalu.

Pada 25/01/09, kami (aku, zaujah & anak-anak) sempat menziarahi Sahabatku, suami Ukhti Faridah. Beliau menceritakan detik-detik terakhir perjalanan sakaratul maut zaujah beliau kepada kami.

Ukhti Faridah sesungguhnya tabah melalui kesakitan kanser rahimnya, masih bekerja
bersungguh-sungguh selesaikan apa jua tanggungjawab dan tugasnya sehinggalah beliau berangkat ke dewan pembedahan pada 31/12/08.

Semasa bersalaman sebelum pulang aku sempat berpesan pada Sahabatku, 'Moga enta tabah lalui ujian hidup'. Beliau membalas, 'Jangan lupa doakan ana!' InsyaAllah aku doakan Sahabatku & 6 orang anak yang ditinggalkan diringankan bebanan & tanggungan, diberikan ketabahan oleh Allah dalam meneruskan perjalanan hidup ini ke arah mencapai matlamat tertinggi iaitu mencari keredhaanNya.

Mahu menuai apa

Buatlah apa2 kerja yang mematuhi syara' kerana Allah, insyaAllah ia menjadi sebahagian ibadah kita terhadap Allah.

Bila kata ibadah memang kita tak nampak imbuhan dalam bentuk material, tetapi kita akan menuai pahala di Darul Akhirah.

Masa di sana, tiada berguna lagi harta tapi pahalalah yang paling berharga. Bukan pula saya mahukan anda campakkan semua harta masa kehidupan di dunia ini. Carilah harta seberapa banyak agar kita mampu berinfaq di JalanNya maka ia juga bertukar menjadi pahala. Syurga itu lebih bernilai dari dunia & seisinya. Pangkat & harta itu hanya wasilah bukan matlamat, ia sekadar berada di tangan kita tapi tidak beraja di hati kita.